10 SOLUSI UNTUK SEMUA PROBLEM.

FASTAQIM DZULHIJJAH (15)

QS: ANNAHL: 97.

Kita semua menghadapi berbagai problem hidup. Kita semua telah berpengalaman menyelesaikan semua problem kita, dengan cara kita masing-masing. Berikut ini beberapa solusi pilihan:

1. Husnuzhzhan kepada Allah.
2. Husnuzhzhan kepada sesama manusia.
3. Bertaubat kepada Allah secara sungguh-sungguh.
4. Menerima setiap problem dengan ikhlas, ridha, sabar, agar lulus dalam ujian kehidupan.
5. Menghayati problem sebagai penghapus dosa-dosa.
6. Menyesali kesalahan diri sendiri tanpa berlebihan.
7. Memperbaiki diri dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk.
8. Bersahabat lebih akrab dengan orang-orang yang lebih shaleh yang berda’wah.
9. Menjadikan peningkatan Ibadah, Kedermawanan, Akhlak Mulia dan Da’wah sebagai ikhtiar solusi hakiki.
10. Mengoptimalkan ikhtiar duniawi yang halal, logis, realistis, tidak mengurangi peningkatan ibadah.

BERSAMA KITA MEMPERJUANGKAN SOLUSI YANG DIBERKAHI OLEH ALLAH.

 

10 PROGRAM SUAMI ISTERI ROMANTIS ISLAMI.

FASTAQIM DZULHIJJAH (14)

QS: ALFURQAN:74.

Banyak pasangan suami isteri yang sedang mengalami badai topan samudera rumah tangga. Pasangan itu sering bertengkar, saling mempersalahkan, tak ada yang mau mengalah, karena masing-masing merasa benar. Berikut ini beberapa kiat mencegah dan menyelesaikan problem suami isteri:

1.Shalat Tahajjud berjamaah, suami isteri.
2.Berjalan bergandengan tangan ke masjid.
3.Membaca Surah As-Sajadah dan Surah Al-Mulk secara bersama-sama, setiap malam.
4.Saling kecup tangan, kecup dahi, sambil mengucapkan: Aku Cinta Padamu karena Allah.
5.Makan bersama sambil sesekali saling menyuapi.
6.Mandi berdua sambil saling menyabuni.
7.Saling membantu mencuci pakaian, menyeterika, dll.
8.Saling memuji dan berterima kasih.
9.Saling mendo’akan keberkahan.
10.Meningkatkan kehangatan yang bersih, lembut, harum dan memuaskan.

BERSAMA KITA LEBIH ROMANTIS TERHADAP PASANGAN KITA.

 

KITA BERTEMU UNTUK DA’WAH.

FASTAQIM DZULHIJJAH (13)

QS: ANNISA’: 114.

Da’wah adalah kebutuhan jiwa setiap muslim. Dengan da’wah kita bahagia.
Da’wah adalah kebutuhan akal kita semua. Dengan da’wah kita semakin cerdas.
Da’wah adalah kebutuhan jasmani kita semua. Dengan da’wah kita menggerakkan badan dalam kebaikan.
Da’wah adalah kebutuhan iman kita. Dengan da’wah iman kita semakin sehat, semakin kuat, semakin meningkat. Karena itu, kita dituntut untuk selalu berda’wah, bukan hanya sekali dalam sehari, tapi berulang-ulang kali setiap hari. Itu sebabnya, pertemuan-pertemuan kita, kumpul-kumpul kita, obrolan-obrolan kita, sms-sms kita, bbm-bbm kita, status-status kita, comment-comment kita, semestinya semuanya bernilai da’wah.
Inilah wujud cinta kita kepada Islam. Inilah bukti rasa syukur kita berislam. Inilah tanda semangat mengislamkan kehidupan. Tanpa kesungguhan berda’wah yang berkesinambungan, iman kita dipertanyakan!

BERSAMA KITA MENGGELORAKAN DA’WAH SELALU.

 

MENGEFEKTIFKAN SILATURRAHIM.

FASTAQIM DZULHIJJAH (12)

QS: ARRA’D: 19-21.

Pertemuan-pertemuan kita sewajibnya diniatkan sebagai silaturrahim. Kebersamaan-kebersamaan kita sejatinya bernilai silaturrahim. Kumpul-kumpul kita sepatutnya membawa berkah silaturrahim. Rasa bahagia kita bertemu orang tua, anak cucu, saudara, keluarga, sahabat, semestinya memberi motivasi kebaikan dan amal shaleh yang berkesinambungan. Inilah yang dimaksud dengan silaturrahim efektif. Untuk mengefektifkan silaturrahim, inilah yang perlu kita lakukan:
1. Berniat ikhlas dlm silaturrahim.
2. Berniat untuk belajar dan mengajar dalam silaturrahim.
3. Berdo’a memohon berkah untuk semua yang hadir.
4. Menjauhi ghibah, dusta, kata-kata kasar.
5. Membaca shalawat.
6. Memperbanyak dzikir.
7. Menghayati indahnya kebersamaan dalam kebaikan.
8. Menghayati cinta dan kasih sayang.
9. Membaca Kaffaratul Majelis di akhir pertemuan.
10. Menjaga amanah pertemuan.

BERSAMA KITA WUJUDKAN PERSATUAN LAHIR BATIN.

 

NIKMATNYA KEBERSAMAAN.

FASTAQIM DZULHIJJAH (11)

QS: ALI IMRAN: 103.

Kebersamaan ini indah karena cinta. Kebersamaan ini nikmat karena kasih sayang. Kebersamaan ini menguatkan karena ketulusan. Kebersamaan ini membahagiakan karena penghayatan. Mahalnya kebersamaan sangat terasa bagi orang yang mengalami percekcokan, perseteruan, permusuhan, perpecahan, perceraian. Kehilangan kebersamaan, sangat melemahkan jiwa, mengganggu ketenangan, mengguncang kehidupan. Inilah sebabnya, kebersamaan wajib disyukuri. Mensyukuri kebersamaan ialah dengan menjaganya dan mempertahankannya dalam kebenaran. Kita boleh kehilangan apa saja, tapi jangan mau kehilangan kebersamaan dalam kebenaran. Kita harus mengorbankan semua nikmat duniawi, termasuk mengorbankan perasaan, untuk menjaga kebersamaan dalam kebaikan. Cinta sejati karena Allah selamanya mengalahkan cinta dunia, egoisme, malu, takabbur, dendam.

BERSAMA KITA SYUKURI KEBERSAMAAN.

 

SALING BERPESAN UNTUK BERKASIH SAYANG.

FASTAQIM DZULHIJJAH (10)

QS:ALBALAD: 17-18.

Kehidupan ini sering dinodai dengan tindak kekerasan, sikap kasar, ucapan penghinaan, makian, dan seluruh bentuk ketakburan. Takbir, Tahmid, Tahlil, seluruh dzikir, bahkan semua ibadah, sesungguhnya membawa nilai-nilai pendidikan kasih sayang, kelembutan, rendah hati. Kemampuan kita menyerap nilai-nilai pendidikan kepribadian ini, tergantung pada kualitas penghayatan kita terhadap setiap amal ibadah keseharian. Penghayatan ini bersumber dari kesadaran imani yang efektif. Inilah yang perlu dan prioritas kita optimalkan, agar amal ibadah kita melahirkan kehidupan sosial yang semakin damai, semakin menyejukkan, dalam kesatuan dan persatuan yang produktif untuk da’wah yang mendidik, membangun peradaban Islam yang mulia, yang terwariskan dari generasi ke generasi sepanjang sejarah masa depan.

BERSAMA KITA MEMBIASAKAN HIDUP BERKASIH SAYANG EFEKTIF.

 

10 KIAT PEMBIASAAN KHUSYU’.

FASTAQIM DZULHIJJAH (9)

QS: ALHADID: 16.

 

Kita memerlukan hati yang khusyu’, karena beberapa alasan:
1. Hanya hati khusyu’ yang sensitif terhadap amal dan dosa.
2. Khusyu’ dalam shalat hanya dapat dicapai oleh hati yang khusyu’ di luar shalat.
3. Hati khusyu’ indikasi kesucian hati. Hati yang kotor, tidak sanggup khusyu’.
Berikut ini 10 Kiat Membiasakan Khusyu’:
1. Bergaul dengan orang-orang yang khusyu’.
2. Menghindari tertawa berlebihan.
3. Membaca Al Qur’an setiap hari.
4. Mengucapkan dalam hati: ”Allah melihatku”
5. Menghindari menonton acara sia-sia di TV.
6. Memperbanyak dzikir sesuai Sunnah.
7. Memperbanyak shalat sunnah dengan tenang.
8. Menghayati makna bacaan-bacaan shalat.
9. Berwudhu’ setiap kali batal wudhu’.
10.Membiasakan renungan sambil I’tikaf/menunggu Iqamat/setelah shalat sunnah.
Meningkatkan khusyu’ adalah peningkatan kualitas diri.

BERSAMA KITA SEMAKIN KHUSYU’ AGAR BAHAGIA IMANI SELALU.

 

KITA SALING MEMBUTUHKAN !!.

FASTAQIM DZULHIJJAH (8)

QS: ALMAIDAH: 2.

Sebuah hadits menjelaskan bahwa kita diberi rezeki oleh Allah melalui perantaraan orang-orang lemah di sekitar kita. Ini adalah motivasi untuk memberikan kepedulian kepada orang-orang lemah, terutama yang terdekat dengan kita. Ini semakna dengan kaedah sosial yang mengatakan: Sebagai makhluk sosial, manusia saling membutuhkan antara satu dengan yang lain.

Org tua dengan anak, saling membutuhkan.
Antar suami isteri, saling membutuhkan.
Antar saudara, saling membutuhkan.
Antar tetangga, saling membutuhkan.

Demikianlah seluruh lingkup sosial kita.

Kita saling membutuhkan.

Penghayatan rasa saling membutuhkan ini, melahirkan beberapa sikap positif, seperti:
1. Rendah hati.
2. Empati.
3. Peduli.
4. Membantu tanpa diminta.
5. Menerima nasehat.
Rasa saling membutuhkan, mewujudkan kedamaian.

BERSAMA KITA MENGHAYATI RASA SALING MEMBUTUHKAN.

 

BERPIKIR SEBELUM MARAH, AGAR TIDAK BERDOSA.

FASTAQIM DZULHIJJAH (7)

QS: ALI IMRAN: 134.

Banyak hal dalam hidup ini yang berpotensi membuat kita marah. Tak terkecuali orang-orang terdekat kita, mereka yang kita cintai. Seringkali kita marah atas dalih cinta dan kasih sayang. Banyak marah yang dilampiaskan dengan alasan sebagai pendidikan.
Benarkah kita marah tanpa rasa benci?
Benarkah kita marah tanpa kata kasar?
Benarkah kita marah tanpa makian dan penghinaan?
Benarkah marah kita bukan karena hawa nafsu?
Benarkah marah kita bukan karena mengikuti bisikan syetan?
Sudahkah kita jadikan marah kita sebagai ibadah?
Sudahkah kita jadikan marah kita sebagai pendidikan terhadap diri sendiri?
Benarkah kita sudah jadikan marah kita ikhlas karena Allah?
Benarkah kita sudah membiasakan berwudhu’ ketika marah?
Benarkah kita sudah membiasakan husnuzhzhan ketika marah?

BERSAMA KITA MEMBIASAKAN MARAH IBADAH DAN PENDIDIKAN EFEKTIF

 

MEREKA MENYEBARKAN KESESATAN, MENGAPA KITA TIDAK MENYEBARKAN KEBENARAN?

FASTAQIM DZULHIJJAH (6)

QS: LUQMAN: 6-7.

Kehidupan kita diwarnai oleh media massa, informasi dan hiburan. Ada kekuatan-kekuatan besar yang menguasai media massa, informasi dan hiburan. Kebanyakan mereka menyisipkan syirik, dosa, kesesatan, sihir, ajakan berbuat dosa, dalam film, iklan, lagu, konser, permainan, dan sarana-sarana hiburan lainnya. Bahkan tidak jarang, semua yang negatif dan merusak itulah yang mendominasi layar kaca kita. Komisi Penyiaran Indonesia Pusat dan di Tingkat Propinsi, menerima puluhan ribu pengaduan dan kritikan terhadap siaran TV kita setiap tahun, tapi semua itu tidak banyak membawa perubahan. Lalu apa yang sudah kita lakukan sebagai mayoritas pencinta kebenaran?
Sudahkah kita mengadu ke KPI?
Sudahkah kita mewaspadai bahaya TV?
Sudahkah kita mengurangi menonton TV?
Sudahkah kita bernasehat?BERSAMA KITA SEBARKAN NASEHAT KEBAIKAN SELALU.