CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI NASEHAT

FASTAQIM DZULQA’DAH (23)

QS: AL BAQARAH: 155-157.

Kematian di depan mata. Kita semua telah pernah mengalami ditinggal wafat oleh orang yang kita cintai. Kita semua telah mengalami kesedihan karena musibah kematian. Musibah itu memang seakan meremukkan tulang-tulang. Kita semua yakin bahwa kita juga akan menyusul. Kita juga yakin bahwa kesedihan ini sewajibnya mencambuk untuk meningkatkan ibadah dan memperbaiki akhlak. Kita yakin bahwa tak ada bekal untuk masuk kubur, selain amal shaleh. Tapi, mengapa kita sering lupa kematian?. Mengapa kita sering lalai?. Inilah bukti bahwa iman kita masih lemah. Inilah kenyataan yang harus kita renungkan secara berkala. Saatnya kita selalu bersiap untuk wafat secara tiba-tiba. Sebaiknya setiap hari kita ucapkan pada diri sendiri: ”Bagaimana jika ajalku tiba hari ini?”. ”Saya harus bertaubat!”

BERSAMA KITA SADAR MATI, SIAP MATI, PERBAIKI DIRI, MEMINTA MAAF.